Minggu, 19 Oktober 2014

Catatan Instructional of Curriculum

Name   : Bella Rhea Lavifa Sanjaya
NIM    : 120210153038
Class    : A Inter         

THE RESUME TASK OF INSTRUCTIONAL CURRICULUM

Pemateri : Dr. Yayat Sudaryat, M.Pd
            Berdasarkan UU no.20 pasal 3 Sisdiknas tahun 2003, konstruksi tujuan pendidikan nasional dimulai dari pendidikan dilakukan agar potensi peserta didik berkembang. Tujuan dalam mengembangkan potensi tersebut yaitu 1). Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2). Berakhlak mulia; 3). Sehat; 4). Berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Apabila setiap peserta didik mampu memenuhi tujuan tersebut diharapkannya mereka mampu menjadi warga negara yang “demokratis” serta “bertanggung jawab”. Dari beberapa tujuan tersebut, secara keluruhan kompetensi yang dituntut untuk tercapai mencakup sikap, pengetahuam dan keterampilan. Sikap, pengetahuan dan keterampilan ini memerlukan perubahan yang revolusioner tentang isi, proses dan penilaian. Selanjutnya memerlukan perubahan mindset, pengetahuan dan keterampilan guru serta tenaga guru mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh sebab itu, diperlukan pula pelatihan guru yang juga secara revolusioner mengubah perilaku membelajarkan.
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dari KBK 2004 dan KTSP 2006 yang meliputi penataan pola pikit dan tata pola, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan penyesuaian beban. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran. Perbedaan mendasar kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya yaitu pada kurikulum 2013 1). pendekatan berbasis pada scientific approach; 2). Keutuhan antara kompetensi pengetahuan, kemampuan dan sikap; 3). Keutuhan antara kurikuler dan ekstra kurikuler; 4). Penilaian capaian sisa yang menggunakan deskripif kualitatif dan numerik kuantitatif; 5). Termatik terpadu untuk SD (harus menjadi satu kesatuan dari suatu tema); 6). Pendekatan IPA 7 IPS dari partitif agretatif melalui terintegrasi; 7). Pendidikan agama dan budi pekerti; 8). Budaya dan fenomena alam. Kedelapan perbedaan ini tetep diarahkan sesuai dengan kebutuhan dan SKL melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. intinya tetap dirancang secara utuh & sistematis. Semua cakupan ini disesuaikan dengan apa yang akan terjadi pada kehidupan selanjutnya. Karena kebanyakan siswa yang sudah lulus sekolah dan melamar pekerjaan, di sana mereka masih akan diwawancarai (tidak hanya menilai nilai rapor). Hal ini menunjukkan bahwa rapor yang kita terima itu tidak terlalu membantu. Sedangkan kompetensi yang diharapkan dapat menjamin dalam pemberi kerja yaitu komunikasi, etika kerja, kemampuan memahami prosedur, kerja sama, menerapkan pengetahuan, tuntas dari 28 kompetensi. Dari kompetensi tersebut dapat disesuaikan menjadi kerangka attitude, skill dan knowledge. Sikap meliputi menerima + menjalankan + menghargai + menghayati + mengamalkan. Keterampilan meliputi mengamati + menanya + menalar + mencoba + mengkomunikasikan. Dan pengetahuan meliputi mengetahui + memahami + menerapkan + menganalisis + mengevaluasi + mencipta.
Menurut Dyers, J. H et al (2011), innovators DNA, Harvard Business Renen, 2/3 dari kemampuan beraktivitas seseorang diperoleh melalui pendidikan dan 1/3 sisanya berasal dari genetik. Hal ini menunjukkan bahwa 2/3 tersebut dapat diambil dari pengalaman yang diterima dalam kehidupan sehari- hari. Semua itu didapatkan melaui mengamati (observing), menanya (questioning), melakukan (experiments), asosiasi (associations) dan networking.
Tanggapan :
            Menurut saya sikap, pengetahuan dan keterampilan itu merupakan tiga komponen yang memang sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan kita. Karena kita tidak bisa jika hanya mengandalkan kecakapan dalam pengetahuan dengan mengabaikan sikap dan keterampilan. Karena tanpanya sebanyak apapun pengetahuan yang didapatkan itu akan sulit disalurkan dengan baik. Jadi ketiga komponen tersebut harus saling berkaitan dalam dunia yang nyata. Oleh sebab itu diperbaikilah dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini tentu belum bisa diartikan kurikulum yang sempurna namun dengan kurikulum ini banyak hal yang diperbaiki dari kurikulum – kurikulum sebelumnya. Penekanan yang lebih diutamakan yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan mampu didapat dari pengalaman sehari – hari seperti yang telah dikatakan bahwa 1/3 kemampuan itu berasal dari genetik dan 2/3 tersebut dapat diambil dari pengalaman yang diterima dalam kehidupan sehari – hari.



Pemateri : M. Tony
            Pada kurikulum 2013 ini merubah suatu penilaian supaya guru lebih cermat di kelas. Rapor harus mencerminkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilanh. Karena dengan angka-angka seperti sebelumnya tidak mampu menjamin ke dunia pekerjaan. Hal ini dapat dibuktikan bila melamar pekerjaan, seseorang masih perlu diwawancarai. Dan hal yang dipertanyakan pada wawancara tersebut mengenai “apa yang bisa anda berikan pada perusahaan ini?” dll dan bukan “berapa nilai matematika anda di kelas?”. Ini menunjukkan bila nilai rapor sekarang saja tidak mempengaruhi kehidupan apalagi untuk masa depan dan masa akhirat karena tidak mungkin pada saat di kubur malaikat munkar dan nakir menanyai “berapa nilai matematika kamu?” tetapi “siapa Tuhanmu?”. Sehingga pada kurikulum ini diharapkan mampu memperbaiki keadaan di kelas dengan menunjukkan hasil akhir (rapor) yang berbeda dengan sebelumnya. Di dalamnya akan ada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa sewaktu dikelas dan inilah yang diharapkan mampu berguna bagi ke depannya.
Di sini 1 tema yang paling penting yaitu kejujuran. Karena dengan membangun kejujuran maka yang lainnya juga akan berjalan dengan lancar. Misalkan saja siswa diharapkan mampu membuat kopi. Di situ ada beberapa indikator mengenai beberapa komponen yang akan digunakan seperti air, kopi, gula, kompor, gelas, cangkir dll. Apabila kita ingin menilai tentang komponen air, kita dapat langsung menanyai siswa apakah itu air mentah atau air yang sudah masa. Kemudian apakah itu air sungai atau air sumur. Lalu apakah itu air sumur sungguhan ataukah air PDAM. Terus ditanyai hingga apakah itu air dari sumur rumahmu atau tetanggamu, bila siswa menjawab air tetangga kita bisa menanyai lagi apakah kamu sudah meminta izin mengambilnya apa tidak. Apabila jawabannya tidak maka akan ada nilai yang kurang. Dari kejadian tersebut guru diharapkan mampu mengamati dan menilai siswa dengan menanyakan secara detail. Sehingga pada akhirnya sedikit demi sedikit kejujuran dari siswa akan terbangun. Kejujuran dapat dibangun dengan perbaikan proses. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013 ini diterapkan metode learning by doing. Ini masih tetap dihubungkan dengan kebutuhan akan dunia kerja untuk ke depannnya.
Kunci sukses itu meliputi soft skills 40%, networking 30%, technical skills 20% dan yang lain-lainnya 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan tuntutan kita selama ini. Melalui perbaikan pada kurikulum 2013 diharapkan ketiga komponen utama tersebut dapat terbentuk dengan baik. Sehingga untuk ke depan dapan menjamin bagi dunia kerja dan seterusnya. Melalui rapor yang tidak hanya berisi angka – angka atau penilaian yang mungkin bisa dikarang oleh guru tetapi merupakan suatu penilaian dari sikap, pengetahuan dan keterampilan. Karena kebanyakan guru membuat nilai siswanya sebaik mungkin agar dapat menaikkan kualitas hasil pembelajarannya dan mungkin karena kasihan. Kebanyakan nilai di rapor itu 7, 7,5 dan 8 adalah hasil dari karangan guru. Istilahnya dapat diartikan bahwa pitu (7) merupakan hasil dari pitulungan, pitu setengah (7,5) merupakan untung untungan dan wolu (8) yaitu wallahua’lam. Pedoman karangan ini yang tidak diharapkan dapat diminimalisir pula pada saat penilaian. Karena guru harus mengamati secara langsung dan detail.

Tanggapan :
            Saya setuju dengan pendapat bapak M. Tony. Menurut saya jika dibandingkan dengan pengimplementasian ke dunia kerja untuk kurikulum sebelumnya memang kurang sesuai. Wajar saja bagi perusahaan yang lebih menuntut melakukan wawancara dari pada hanya melihat dari nilai rapor. Karena kebanyakan guru memoles nilai rapor tersebut sedemikian rupa, setidaknya peserta didiknya lulus dalam mata pelajarannya dan dapat lulus dari sekolahnya dengan nilai yang memuaskan atau cukup. Dari sini saja mencerminkan bahwa guru yang merupakan seorang pendidik tidak mengajarkan kejujuran namun malah mengajarkan kebohongan. Apabila gurunya saja tidak dapat mendidik yang baik bagaimana bisa peserta didik mendapatkan ilmu yang terbaik dan bagimana bisa negara ini maju dengan kondisi generasi yang cacat. Sehingga melalui kurikulum ini diharapkan guru – guru tersebut sudah tidak mengarang nilai peserta didiknya lagi namun menunjukkan nilai yang sesuai dengan apa yang telah diamati di kelas secara menyeluruh mengenai tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pemateri : Sifak Indana
            Pada kurikulum 2013, di dalam standar kompetesnsi lulusan terdapat nilai – nilai karakter. Baik di SD, SMP dan SMA siswa diharapkan mampu lulus dengan jenjang tertentu harus mempunyai sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kompetensi dasar merupakan konten atau isi yang harus dicapai. Sedangkan isi dari kompetensi inti meliputi 1). Kompetensi inti satu (religius); 2). Kompetensi inti dua (sosial); 3). Kompetensi inti tiga (pengetahuan); dan 4). Kompetensi inti  empat ( kemampuan ). Sedangkan perubahan yang lainnya terdapat pada standard process. Bila kemaren menerapkan eek ( eksplorasi, elaborasi dan komunikasi), sedangkan sekarang proses pembelajaran untuk menaikkan kualitas yaitu menerapkan metode scientific ( ilmu pengetahuan semua wajib menggunakan ini). Di sini eek ( eksplorasi, elaborasi dan komunikasi) tidak berarti dibuang namun justru lebih dikuatkan. Sekarang eek ( eksplorasi, elaborasi dan komunikasi) menjadi 5 M (mengamati, menanya, menalar, menganalisis dan mengkomunikasikan). Pada standard penilaian, penilaian berdasarkan proyek ( problem base learning), discovery dan problem solving. Untuk bahan ajar menggunakan buku siswa (Lembar kerja siswa dan buku yang lainnya) dan buku guru. Kelemahan dari buku guru adalah tidak disertakan RPP. Jadi yang membuat RPP adalah bapak ibu guru, sesuai dengan skenario model dan pendekatan yang akan digunakan. Oleh karena itu kebanyakan guru – guru sekarang sudah difasilitasi (mendapatkan sertifikasi). Diharapkan dengan adanya sertifikasi dapat memperbaiki kualalitas guru. Misalnya membeli laptop untuk bahan ajar dan membuat RPP. Sehingga pembelajaran yang diajarkan bukan dari materi-materi yang sudah disampaikan dari zaman yang dulu tapi juga dapat diaplikasikan dengan kehidupan nyata dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dalam pembahasan kompetensi dasar (KD), setiap KD harus dilengkapi dengan mengembangkan indikator. Indikator dipakai untuk mencapai hasil belajar dan menyusun instrumen penilaian. Misalnya siswa mampu mengamati jelas dan teliti. Lalu harus membuat instrumennya.
            Tujuan pembelajaran, untuk mencapai hasil belajar & proses pembelajaran. Misalkan indikatornya adalah dapat melakukan pengamatan ciri – ciri sel. Tujuannya biasanya disajikan di lembar kerja siswa (LKS) yaitu siswa dapat melakukan penamatan dengan ciri – ciri sel dan melaporkannya dengan tertulis. Di dalamnya ada metode, media, kedalaman materi tergambar di tujuan pembelajaran. Jika guru mengajar menggunakan SKL, KI, KD, indikator, maka guru dapat menjaga kejujuran dan menjadikan siswa kita lulus 100 % .

Tanggapan :

            Menurut saya dengan kurikulum 2013 ini guru sendiri sudah lebih terbantu karena di sini guru hanya lebih konsentrasi dalam membuat RPP. Di mana guru dapat menyesuaikan metode, media dan kedalaman  materi yang tergambar dalam tujuan pembelajaran. Kebanyakan guru sekarang juga sudah mendapatkan sertifikasi sehingga tunjangan hidupnya lebih terpenuhi dan diharapkan mampu memperbaiki mutu pembelajarannya di dalam kelas. Sehingga tidak hanya membantu peserta didik dengan menaikkan nilai yang palsu namun menaikkan nilai peserta didik karena memang kemampuan peserta didik tersebut telah mengalami peningkatan oleh pendidikan dari guru yang lebih baik. Di dalam proses pembelajaran juga tetap selalu dikaitkan dengan nilai – nilai religius dan sosial serta pengaplikasian ke dunia nyata. Sehinga peserta didik mengerti untuk apa mereka mempelajari suatu mata pelajaran. Dengan nilai – nilai religius peserta didik diharapkan mampu menghubungkan dengan sang Pencipta dan dengan nilai – nilai sosial diharapkan peserta didik mampu membentuk suatu kerja sama. Karena pada dasarnya di dalam nilai – nilai sosial juga menyangkut nilai – nilai karakter.

0 komentar:

Posting Komentar