Name : Bella
Rhea Lavifa Sanjaya
NIM :
120210153038
Class : A
Inter
THE
RESUME TASK OF INSTRUCTIONAL CURRICULUM
Pemateri : Dr. Yayat Sudaryat, M.Pd
Berdasarkan
UU no.20 pasal 3 Sisdiknas tahun 2003, konstruksi tujuan pendidikan nasional dimulai
dari pendidikan dilakukan agar potensi peserta didik berkembang. Tujuan dalam
mengembangkan potensi tersebut yaitu 1). Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; 2). Berakhlak mulia; 3). Sehat; 4). Berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
Apabila setiap peserta didik mampu memenuhi tujuan tersebut diharapkannya
mereka mampu menjadi warga negara yang “demokratis” serta “bertanggung jawab”.
Dari beberapa tujuan tersebut, secara keluruhan kompetensi yang dituntut untuk
tercapai mencakup sikap, pengetahuam dan keterampilan. Sikap, pengetahuan dan
keterampilan ini memerlukan perubahan yang revolusioner tentang isi, proses dan
penilaian. Selanjutnya memerlukan perubahan mindset, pengetahuan dan
keterampilan guru serta tenaga guru mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh
sebab itu, diperlukan pula pelatihan guru yang juga secara revolusioner
mengubah perilaku membelajarkan.
Kurikulum 2013
merupakan perbaikan dari KBK 2004 dan KTSP 2006 yang meliputi penataan pola
pikit dan tata pola, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan
penyesuaian beban. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran. Perbedaan mendasar kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya yaitu pada kurikulum 2013 1). pendekatan berbasis pada
scientific approach; 2). Keutuhan antara kompetensi pengetahuan, kemampuan dan
sikap; 3). Keutuhan antara kurikuler dan ekstra kurikuler; 4). Penilaian
capaian sisa yang menggunakan deskripif kualitatif dan numerik kuantitatif; 5).
Termatik terpadu untuk SD (harus menjadi satu kesatuan dari suatu tema); 6).
Pendekatan IPA 7 IPS dari partitif agretatif melalui terintegrasi; 7).
Pendidikan agama dan budi pekerti; 8). Budaya dan fenomena alam. Kedelapan
perbedaan ini tetep diarahkan sesuai dengan kebutuhan dan SKL melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. intinya tetap dirancang secara utuh
& sistematis. Semua cakupan ini disesuaikan dengan apa yang akan terjadi
pada kehidupan selanjutnya. Karena kebanyakan siswa yang sudah lulus sekolah
dan melamar pekerjaan, di sana mereka masih akan diwawancarai (tidak hanya
menilai nilai rapor). Hal ini menunjukkan bahwa rapor yang kita terima itu
tidak terlalu membantu. Sedangkan kompetensi yang diharapkan dapat menjamin
dalam pemberi kerja yaitu komunikasi, etika kerja, kemampuan memahami prosedur,
kerja sama, menerapkan pengetahuan, tuntas dari 28 kompetensi. Dari kompetensi
tersebut dapat disesuaikan menjadi kerangka attitude, skill dan knowledge.
Sikap meliputi menerima + menjalankan + menghargai + menghayati + mengamalkan.
Keterampilan meliputi mengamati + menanya + menalar + mencoba +
mengkomunikasikan. Dan pengetahuan meliputi mengetahui + memahami + menerapkan
+ menganalisis + mengevaluasi + mencipta.
Menurut Dyers, J. H et
al (2011), innovators DNA, Harvard Business Renen, 2/3 dari kemampuan
beraktivitas seseorang diperoleh melalui pendidikan dan 1/3 sisanya berasal
dari genetik. Hal ini menunjukkan bahwa 2/3 tersebut dapat diambil dari
pengalaman yang diterima dalam kehidupan sehari- hari. Semua itu didapatkan
melaui mengamati (observing), menanya (questioning), melakukan (experiments), asosiasi
(associations) dan networking.
Tanggapan :
Menurut
saya sikap, pengetahuan dan keterampilan itu merupakan tiga komponen yang
memang sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan kita. Karena kita tidak
bisa jika hanya mengandalkan kecakapan dalam pengetahuan dengan mengabaikan
sikap dan keterampilan. Karena tanpanya sebanyak apapun pengetahuan yang
didapatkan itu akan sulit disalurkan dengan baik. Jadi ketiga komponen tersebut
harus saling berkaitan dalam dunia yang nyata. Oleh sebab itu diperbaikilah
dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini tentu belum bisa diartikan kurikulum yang
sempurna namun dengan kurikulum ini banyak hal yang diperbaiki dari kurikulum –
kurikulum sebelumnya. Penekanan yang lebih diutamakan yaitu sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang diharapkan mampu didapat dari pengalaman sehari – hari
seperti yang telah dikatakan bahwa 1/3 kemampuan itu berasal dari genetik dan
2/3 tersebut dapat diambil dari pengalaman yang diterima dalam kehidupan sehari
– hari.
Pemateri : M. Tony
Pada
kurikulum 2013 ini merubah suatu penilaian supaya guru lebih cermat di kelas.
Rapor harus mencerminkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilanh.
Karena dengan angka-angka seperti sebelumnya tidak mampu menjamin ke dunia
pekerjaan. Hal ini dapat dibuktikan bila melamar pekerjaan, seseorang masih
perlu diwawancarai. Dan hal yang dipertanyakan pada wawancara tersebut mengenai
“apa yang bisa anda berikan pada perusahaan ini?” dll dan bukan “berapa nilai
matematika anda di kelas?”. Ini menunjukkan bila nilai rapor sekarang saja
tidak mempengaruhi kehidupan apalagi untuk masa depan dan masa akhirat karena
tidak mungkin pada saat di kubur malaikat munkar dan nakir menanyai “berapa
nilai matematika kamu?” tetapi “siapa Tuhanmu?”. Sehingga pada kurikulum ini
diharapkan mampu memperbaiki keadaan di kelas dengan menunjukkan hasil akhir
(rapor) yang berbeda dengan sebelumnya. Di dalamnya akan ada penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan siswa sewaktu dikelas dan inilah yang diharapkan
mampu berguna bagi ke depannya.
Di sini 1 tema yang
paling penting yaitu kejujuran. Karena dengan membangun kejujuran maka yang
lainnya juga akan berjalan dengan lancar. Misalkan saja siswa diharapkan mampu
membuat kopi. Di situ ada beberapa indikator mengenai beberapa komponen yang
akan digunakan seperti air, kopi, gula, kompor, gelas, cangkir dll. Apabila
kita ingin menilai tentang komponen air, kita dapat langsung menanyai siswa apakah
itu air mentah atau air yang sudah masa. Kemudian apakah itu air sungai atau
air sumur. Lalu apakah itu air sumur sungguhan ataukah air PDAM. Terus ditanyai
hingga apakah itu air dari sumur rumahmu atau tetanggamu, bila siswa menjawab
air tetangga kita bisa menanyai lagi apakah kamu sudah meminta izin
mengambilnya apa tidak. Apabila jawabannya tidak maka akan ada nilai yang
kurang. Dari kejadian tersebut guru diharapkan mampu mengamati dan menilai
siswa dengan menanyakan secara detail. Sehingga pada akhirnya sedikit demi
sedikit kejujuran dari siswa akan terbangun. Kejujuran dapat dibangun dengan
perbaikan proses. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013 ini diterapkan metode
learning by doing. Ini masih tetap dihubungkan dengan kebutuhan akan dunia
kerja untuk ke depannnya.
Kunci sukses itu
meliputi soft skills 40%, networking 30%, technical skills 20% dan yang
lain-lainnya 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan
merupakan tuntutan kita selama ini. Melalui perbaikan pada kurikulum 2013
diharapkan ketiga komponen utama tersebut dapat terbentuk dengan baik. Sehingga
untuk ke depan dapan menjamin bagi dunia kerja dan seterusnya. Melalui rapor
yang tidak hanya berisi angka – angka atau penilaian yang mungkin bisa dikarang
oleh guru tetapi merupakan suatu penilaian dari sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Karena kebanyakan guru membuat nilai siswanya sebaik mungkin agar
dapat menaikkan kualitas hasil pembelajarannya dan mungkin karena kasihan.
Kebanyakan nilai di rapor itu 7, 7,5 dan 8 adalah hasil dari karangan guru.
Istilahnya dapat diartikan bahwa pitu (7) merupakan hasil dari pitulungan, pitu
setengah (7,5) merupakan untung untungan dan wolu (8) yaitu wallahua’lam.
Pedoman karangan ini yang tidak diharapkan dapat diminimalisir pula pada saat
penilaian. Karena guru harus mengamati secara langsung dan detail.
Tanggapan :
Saya
setuju dengan pendapat bapak M. Tony. Menurut saya jika dibandingkan dengan
pengimplementasian ke dunia kerja untuk kurikulum sebelumnya memang kurang
sesuai. Wajar saja bagi perusahaan yang lebih menuntut melakukan wawancara dari
pada hanya melihat dari nilai rapor. Karena kebanyakan guru memoles nilai rapor
tersebut sedemikian rupa, setidaknya peserta didiknya lulus dalam mata
pelajarannya dan dapat lulus dari sekolahnya dengan nilai yang memuaskan atau
cukup. Dari sini saja mencerminkan bahwa guru yang merupakan seorang pendidik
tidak mengajarkan kejujuran namun malah mengajarkan kebohongan. Apabila gurunya
saja tidak dapat mendidik yang baik bagaimana bisa peserta didik mendapatkan
ilmu yang terbaik dan bagimana bisa negara ini maju dengan kondisi generasi
yang cacat. Sehingga melalui kurikulum ini diharapkan guru – guru tersebut
sudah tidak mengarang nilai peserta didiknya lagi namun menunjukkan nilai yang sesuai
dengan apa yang telah diamati di kelas secara menyeluruh mengenai tiga
kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pemateri : Sifak Indana
Pada
kurikulum 2013, di dalam standar kompetesnsi lulusan terdapat nilai – nilai
karakter. Baik di SD, SMP dan SMA siswa diharapkan mampu lulus dengan jenjang
tertentu harus mempunyai sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam
kompetensi dasar merupakan konten atau isi yang harus dicapai. Sedangkan isi
dari kompetensi inti meliputi 1). Kompetensi inti satu (religius); 2).
Kompetensi inti dua (sosial); 3). Kompetensi inti tiga (pengetahuan); dan 4).
Kompetensi inti empat ( kemampuan ).
Sedangkan perubahan yang lainnya terdapat pada standard process. Bila kemaren menerapkan
eek ( eksplorasi, elaborasi dan komunikasi), sedangkan sekarang proses
pembelajaran untuk menaikkan kualitas yaitu menerapkan metode scientific ( ilmu
pengetahuan semua wajib menggunakan ini). Di sini eek ( eksplorasi, elaborasi
dan komunikasi) tidak berarti dibuang namun justru lebih dikuatkan. Sekarang
eek ( eksplorasi, elaborasi dan komunikasi) menjadi 5 M (mengamati, menanya,
menalar, menganalisis dan mengkomunikasikan). Pada standard penilaian,
penilaian berdasarkan proyek ( problem base learning), discovery dan problem
solving. Untuk bahan ajar menggunakan buku siswa (Lembar kerja siswa dan buku
yang lainnya) dan buku guru. Kelemahan dari buku guru adalah tidak disertakan
RPP. Jadi yang membuat RPP adalah bapak ibu guru, sesuai dengan skenario model
dan pendekatan yang akan digunakan. Oleh karena itu kebanyakan guru – guru
sekarang sudah difasilitasi (mendapatkan sertifikasi). Diharapkan dengan adanya
sertifikasi dapat memperbaiki kualalitas guru. Misalnya membeli laptop untuk
bahan ajar dan membuat RPP. Sehingga pembelajaran yang diajarkan bukan dari
materi-materi yang sudah disampaikan dari zaman yang dulu tapi juga dapat
diaplikasikan dengan kehidupan nyata dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dalam pembahasan kompetensi dasar (KD), setiap KD harus dilengkapi dengan mengembangkan
indikator. Indikator dipakai untuk mencapai hasil belajar dan menyusun
instrumen penilaian. Misalnya siswa mampu mengamati jelas dan teliti. Lalu
harus membuat instrumennya.
Tujuan
pembelajaran, untuk mencapai hasil belajar & proses pembelajaran. Misalkan
indikatornya adalah dapat melakukan pengamatan ciri – ciri sel. Tujuannya
biasanya disajikan di lembar kerja siswa (LKS) yaitu siswa dapat melakukan
penamatan dengan ciri – ciri sel dan melaporkannya dengan tertulis. Di dalamnya
ada metode, media, kedalaman materi tergambar di tujuan pembelajaran. Jika guru
mengajar menggunakan SKL, KI, KD, indikator, maka guru dapat menjaga kejujuran
dan menjadikan siswa kita lulus 100 % .
Tanggapan :
Menurut
saya dengan kurikulum 2013 ini guru sendiri sudah lebih terbantu karena di sini
guru hanya lebih konsentrasi dalam membuat RPP. Di mana guru dapat menyesuaikan
metode, media dan kedalaman materi yang
tergambar dalam tujuan pembelajaran. Kebanyakan guru sekarang juga sudah
mendapatkan sertifikasi sehingga tunjangan hidupnya lebih terpenuhi dan
diharapkan mampu memperbaiki mutu pembelajarannya di dalam kelas. Sehingga
tidak hanya membantu peserta didik dengan menaikkan nilai yang palsu namun
menaikkan nilai peserta didik karena memang kemampuan peserta didik tersebut
telah mengalami peningkatan oleh pendidikan dari guru yang lebih baik. Di dalam
proses pembelajaran juga tetap selalu dikaitkan dengan nilai – nilai religius
dan sosial serta pengaplikasian ke dunia nyata. Sehinga peserta didik mengerti
untuk apa mereka mempelajari suatu mata pelajaran. Dengan nilai – nilai
religius peserta didik diharapkan mampu menghubungkan dengan sang Pencipta dan
dengan nilai – nilai sosial diharapkan peserta didik mampu membentuk suatu
kerja sama. Karena pada dasarnya di dalam nilai – nilai sosial juga menyangkut
nilai – nilai karakter.
0 komentar:
Posting Komentar